Peternakan Etawa Jaya di Majalah Trobos Edisi Mei 2011

Kambing Senduro yang Go Internasional

Bentuk ambing seperti kendi menghasilkan susu lebih banyakdan lebih mudah dalam pemerahan

peternakan-etawa-jaya-di-majalah-trobos-edisi-mei-2011

Satu lagi ternak asli Indonesia yang telah dikembangkan dan kualitasnya telah teruji oleh negara tetangga. Ini terbukti dengan adanya patung kambing etawa jenis Senduro yang berdiri tegak di salah satu peternakan modern dan terbesar di Malaysia (UK Farm).

Seperti diutarakan Hendra Hidayat peternak kambing asal Lumajang, Jawa Timur, patung kambing yang berada di salah satu peternakan Malaysia adalah kambing etawa ras senduro. “Disana lebih terkenal dengan nama kambing jamnapari,” cetus pria yang bersama saudaranya memiliki Etawa Jaya Farm ini.

Pihak UK Farm mengakui, kambing jamnapari yang mempunyai warna dominan putih tersebut diimpor dari Indonesia. Dilihat dari saduran http://www.ukfarm.com.my/uk-agroresort-activities.htm , kambing etawa di UK Agro Resort yang terkenal sebagai “Kambing Pembawa Keberuntungan” dari Indonesia. Sejarahnya, Presiden Soekarno membawa kambing jamnaparidari Uttar Pradesh– India ke Indonesia untuk keperluan pengembangan silang pada 1947. Uniknya, kambing etawa putih itu hanya bisa ditemui di Senduro, sebuah desa yang terletak di kaki gunung berapi di daerah barat Kota Lumajang, Jawa Timur”.

“Sementara peternak di Lumajang menamakan kambing etawa senduro dengan sebutan kambing Etsen (Etawa Senduro),” ujar Hendra.Sedikit informasi, ia mengatakan kambing etawa senduro menembus pasar Malaysia dengan derasnya. Terutama sekitar 2002 – 2008 volume ekspornya mencapai lebih dari 2.000 ekor.

Sementara itu, Bambang Setiadi, peneliti Balitnak (Balai Penelitian Ternak) Bogor yang ditemui TROBOS beberapa waktu lalumengatakan,kalau dilihat sejarahnya, kambing etawa ras Senduro berasal dari Kaligesing. Lalu dibawa ke Lumajang dan sudah lama dipelihara oleh para peternak setempat. “Selain itu dilakukan juga seleksi oleh masyarakat,” jelasnya.

Juga, adanya persamaan ekosistem antara daerah asal dengan habitatnya sekarang. Misalnya ketinggian dan udara yang cocok.Terkait banyaknya kambing yang diekspor ke negara tetangga, Bambang menyarankan supaya ras senduro ini bisa diusulkan menjadi galur sendiri kepada pemerintah. Seperti galur kambing etawa kaligesing.

Menurut Bambang, karena suatu ternak bisa ditetapkan mempunyai galur sendiri, apabila minimal sudah lima generasi atau 50 tahun. Dan bisa dibedakanberdasarkan ciri khasnya. “Hanya sekarang jangan dulu dibilang galur senduro, karena belum ditetapkan,” tukasnya sambil tersenyum.

Keunggulan Ras Senduro

Tentunya ada alasan khusus kenapa peternakan modern dan terbesar di Malaysia menggunakan kambing etawa Senduro. Pria lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Institut Teknologi Sepuluh November ini menyebutkan beberapa keunggulan kambing etawa senduro dibandingkan kambing etawa lainnya.

Seperti pada bentuk ambing (udder) bentuk kendi yaitu lebih besar dari puting, sehingga berpotensi menghasilkan produksi susu yang cukup banyak. Maka, ciri khas ambing yang dimiliki etawa senduro ini lebih produktif jika dibandingkan bentuk ambing botol, karena ukuran puting lebih besar dari ambing. “Selain itu ambing bentuk kendi memberi kemudahan dalam memerah, karena mirip dengan cara memerah sapi,” sebutnya.

Selanjutnya, kelebihan ambing bentuk kendi lainnya, adalah memberikan ketahanan pada saat pemerahan yang menyebabkan ambing tidak mudah turun (molor). Sehingga puting tidak sampai menyentuh tanah.Puting menyentuh tanah sangat berbahaya, karena mudah terluka atau terkena kotoran. Hal tersebut dapat memicu penyakit mastitis. “Artinya, kambing etawa senduro lebih terhindar dari penyakit ambing,” ujarnya.

Untuk produksi susu sendiri, Etawa Jaya Farm, mampu menghasilkan 500 liter per bulannya. Namun dalam memenuhi permintaan pasar, menggandeng peternak lokal di daerah Senduro. Maka, Total produksi maksimum menghasilkan 1.200 liter per bulan atau 40 liter per hari. Dan pemasaran susu kambingnya telah mencakup daerah Jawa Timur, Jawa Tengah,dan Bali.“Jumlah kambing etawa senduro dikandang saat ini berjumlah 150 ekor, yaitu pejantan 10 ekor, betina 100 ekor dan cempe (anak kambing) 40 ekor,” ungkap pria yang memilikilahan hijauan seluas4 hektar ini.

Selengkapnya baca di majalah Trobos edisi Mei 2011